Duapuluh Juta Euro Demi Selamatkan Harimau Yang Tersisa

<p><h3>Pada pertemuan di tahun 2010, sejumlah negara yang merupakan rentang jelajah harimau di dunia bertekad untuk menggandakan jumlah atau populasi spesies harimau (<i>Panthera tigris</i>) di alam liar pada tahun 2020 mendatang.</h3><br /><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2-ES2q9brcQvO-aulHo7PNV3-PJ8B-CIUz3qWo3mEJ3f7JQbKug4KjIyGN2CuQEIFN9-WEWKpHKZ49fKcisLsDJX_gm95vyIpulSO07ypAiDgRGnXvWa3iNWu11DLHbNobRg4O2a_Wh8N/s1600/Harimau-Sumatera.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="harimau-sumatera" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2-ES2q9brcQvO-aulHo7PNV3-PJ8B-CIUz3qWo3mEJ3f7JQbKug4KjIyGN2CuQEIFN9-WEWKpHKZ49fKcisLsDJX_gm95vyIpulSO07ypAiDgRGnXvWa3iNWu11DLHbNobRg4O2a_Wh8N/s1600/Harimau-Sumatera.JPG" title="harimau-sumatera" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Harimau Sumatera (Panthera tigris) tertangkap camera trap. Foto : gunungleuser.or.id</i></td></tr></tbody></table>Baru-baru ini, upaya ini mendapat dukungan pendanaan dari pemerintah Jerman melalui bank pembangunan milik pemerintah Jerman, yaitu KfW. Dana senilai 27 juta dollar AS, atau sekitar 20 juta Euro akan digelontorkan oleh KfW kepada International Union for Conservation of Nature (IUCN) untuk menjalankan sejumlah program perlindungan dan pelestarian harimau di sejumlah negara yang merupakan habitat karnivora besar ini.<br /><br />Dukungan yang murah hati dari pemerintah Jerman memberikan harapan besar bagi spesies yang sangat ikonik ini, dan kini tengah terancam punah. Menyelamatkan harimau sangat tergantung pada keberhasilan kita merestorasi habitat mereka yang kini terus menyusut dengan cepat,” ungkap Kulia Marton-Levefre, Direktur Jenderal IUCN.<br /><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpze1W2DwQ29Ubgc-eJo2ieFHxVrVix0iXN5GEc_iW6-4WzdVSFGDoXvUJyDzQ6uX7nPEdYDQD0uAf1Wd1XDVx_Px_z1Ic56nHF96cg1a4fDARkd5paAq04AOMtB0VuF3WoKaBXQThRRQ_/s1600/Peta-Sebaran-Harimau-Dunia.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="270" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpze1W2DwQ29Ubgc-eJo2ieFHxVrVix0iXN5GEc_iW6-4WzdVSFGDoXvUJyDzQ6uX7nPEdYDQD0uAf1Wd1XDVx_Px_z1Ic56nHF96cg1a4fDARkd5paAq04AOMtB0VuF3WoKaBXQThRRQ_/s1600/Peta-Sebaran-Harimau-Dunia.jpg" width="400" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Peta sebaran harimau dunia. Sumber WWF</i></td></tr></tbody></table>Bantuan yang diberikan ini akan diimplementasikan dalam program berjangka 5 tahun bernama Integrated Tiger Habitat Conservation Programme, yang akan memberikan dana ini kepada sejumlah lembaga pelestarian alam dan otoritas pemerintah di beberapa negara yang menjadi habitat harimau di dunia.<br /><br />Para pakar memperkirakan bahwa saat ini tinggal tersisa sekitar 2.500 harimau yang ada di alam liar, lebih sedikit dari jumlah harimau yang ada di penangkaran di Amerika Serikat dan jumlah ini juga merupakan penurunan sekitar 97% dari populasi satu abad silam.<br /><br />Harimau sendiri saat ini merupakan satwa dengan kategori “terancam punah” dalam Daftar Merah IUCN. Dari sembilan sub-spesies harimau, tiga dianggap sudah punah dan dua lainnya masuk kategori “kritis”.<br /><br /><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjb8OaDmnkZNh_1AIzL2t0mXqwYbHRf7OkYGNFJlNne4EEOeYEIpODDIZMCg7o1nQEK2cUO8egKS0nk8HABv6tnLyoWhHlKdXbcJAJVbk44-Cx5ZlPtWVMggPQQfADT1fe8se09lNg0fBVA/s1600/Peta-harimau-dunia-earthlyissues.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjb8OaDmnkZNh_1AIzL2t0mXqwYbHRf7OkYGNFJlNne4EEOeYEIpODDIZMCg7o1nQEK2cUO8egKS0nk8HABv6tnLyoWhHlKdXbcJAJVbk44-Cx5ZlPtWVMggPQQfADT1fe8se09lNg0fBVA/s1600/Peta-harimau-dunia-earthlyissues.jpg" width="348" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Sumber: EarthlyIssues</i></td></tr></tbody></table>Sementara populasi harimau yang tersisa saat ini terus terancam bahaya akibat deforestasi, perusakan habitat, perburuan liar, berkurangnya populasi mangsa mereka, penyakit, konflik wilayah dengan manusia dan meledaknya populasi manusia yang memasuki wilayah jelajah mereka. Sebagai predator puncak, fungsi harimau untuk menjaga keseimbangan ekosistem sangat penting, karena membasmi satwa-satwa yang bisa menjadi hama jika mengalami over populasi.<br /><br />Negara-negara yang masuk dalam program bantuan penyelamatan harimau dunia ini diantaranya adalah Bangladesh, Bhutan, Kamboja, India, Indonesia, Laos, Myanmar, Nepal dan Vietnam.<br /><span style="font-size: x-small;"><i>(Nukurinx Blog-mongabay.co.id)</i></span><br /><br /></p>

Pada pertemuan di tahun 2010, sejumlah negara yang merupakan rentang jelajah harimau di dunia bertekad untuk menggandakan jumlah atau popula...

Harimau Jawa Ternyata Belum Punah

<p><h3><i>“Kami masih meyakini Harimau Jawa belum punah, dan 2014 ini adalah tahun resolusi semoga bisa terbukti bahwa harimau Jawa masih ada.”</i></h3><br /><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-ToWGblu9vv58_jdPGOQ_Z2A85p_NmXDQV7F8sS_1Ql6ROPD7VyqTUrxNwXOeVdDMkdVcSIOeINqhCy3gxb1TT8dzbSJlNo-3iCYbeT5daORzcCHokapHb8EgYx1CO6ArKqHRmdW92XCF/s1600/Harimau-Jawa1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Harimau Jawa" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-ToWGblu9vv58_jdPGOQ_Z2A85p_NmXDQV7F8sS_1Ql6ROPD7VyqTUrxNwXOeVdDMkdVcSIOeINqhCy3gxb1TT8dzbSJlNo-3iCYbeT5daORzcCHokapHb8EgYx1CO6ArKqHRmdW92XCF/s1600/Harimau-Jawa1.jpg" title="Harimau Jawa" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Harimau Jawa (Panthera tigris sondaica). Foto: Andries Hoogerwerf (wikipedia)</i></td></tr></tbody></table>Semangat inilah yang memantik sejumlah peneliti, akademisi, bersama dinas terkait yang masih meyakini keberadaan harimau Jawa di tanah asalnya, dalam sebuah kegiatan bernama “<i>Sarasehan Harimau Jawa 2013</i>” yang diselenggarakan oleh Balai Taman Nasional Meru Betiri (BTNMB).<br /><br />Meskipun Harimau Jawa sudah diklaim punah oleh <i>International Union for Conservation of Nature</i> (IUCN) tetapi pada <i>Sarasehan Harimau Jawa 2013 </i>di Jember tersebut<i> </i>menghasilkan rekomendasi bahwa Harimau Jawa diyakini masih ada (belum punah) yang berdasarkan dari hasil penelusuran dan penelitian sejak tahun 1997 hingga 2012 masih menemukan jejak, cakaran, dan kotoran dari Harimau Jawa. Selain itu, banyaknya testimoni tentang adanya perjumpaan oleh masyarakat terhadap fisik Harimau Jawa.<br /><br />Satwa ini (Harimau Jawa) dianggap berasal dari lembah Tigris yang kemudian menyebar hingga ke Bali melewati rentang waktu ribuan tahun. Adanya perubahan tinggi permukaan air laut dan fragmentasi antar populasi, menjadikan spesies harimau loreng dikenal dengan 8 sub-spesies. Saat ini tiga sub-spesies, yaitu harimau Kaspia, harimau Bali dan Harimau Jawa sudah dianggap punah.<br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6s1S6hLn_TucaP38xpy45mXanW9QFnCoaKQLmnZ-kk9dVKWI6hOoCIUCRca6K5-FPoRbXt_H79yessZM7OEmvfArG58sopVaaEa2VPlLwh5Xy6kLsgarkKBmP-zTVgxslqooaYE-Gppwi/s1600/Peta-Sebaran-harimau-jawa.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Peta-Sebaran-harimau-jawa" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6s1S6hLn_TucaP38xpy45mXanW9QFnCoaKQLmnZ-kk9dVKWI6hOoCIUCRca6K5-FPoRbXt_H79yessZM7OEmvfArG58sopVaaEa2VPlLwh5Xy6kLsgarkKBmP-zTVgxslqooaYE-Gppwi/s1600/Peta-Sebaran-harimau-jawa.jpg" title="Peta-Sebaran-harimau-jawa" /></a></div><br />Wahyu Giri Prasetya dalam presentasinya berjudul “<i>Mengapa Kami Menolak Harimau Jawa Punah</i>” memaparkan bahwa harimau Jawa belum bisa dikatakan punah. Dalam materinya fakta temuan selain dari foto masih ditemukan. Laporan pembunuhan dan sisa pembunuhan masih terus didapat. Selain itu, metode pemantauan konvensional ada banyak kelemahan. Contohnya, pemasangan kamera di TN Meru Betiri masih dalam jumlah yang terbatas sekali, dan tidak dilakukan penelitian dalam 2 kali siklus umur secara terus menerus, dan juga lokasi penelitian yang ada masih terbatas di Meru Betiri.<br /><br />Pada tahun 1974, penelitian Seidensticker dan Sujono di Taman Nasional Meru Betiri (TNMB), Jawa Timur memperkirakan Harimau Jawa tinggal 3-4 ekor. Berikutnya riset WWF di tempat yang sama tahun 1994, ternyata menunjukan hasil nihil. Kamera trap sistem injak yang dipasang tidak memotret satupun sosok Harimau Jawa. Selam ini TNMB terlanjur ditetapkan menjadi habitat terakhir Harimau Jawa. Sehingga, kesimpulan punah muncul pada Desember 1996, CITES memutuskan vonis punah.<br /><br />Jika mengacu pada Steidensticker & Soejono, yang menyatakan punah pada tahun 1976 di Suaka Margasatwa Meru Betiri. Maka dengan usia harimau berkisar 25 tahun dikalikan dua kali umur rata-rata maka Harimau Jawa baru bisa dikatakan punah pada tahun 2026. “Jadi terlalu dini dan tak kuat dasar pernyataan punah bagi harimau Jawa,” kata Wahyu Giri Prasetya.<br /><br />Kepunahan Harimau Jawa muncul akibat laporan <i>World Wildlife Fund</i> (WWF) pada tahun 1994 yang melakukan penelitian selama satu tahun di TN Meru Betiri seluas 58.000 ha. Akibat pernyataan punah dari WWF dan dikuatkan oleh Dirjen Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam (PHKA), maka setiap ada pelaporan perjumpaan harimau Jawa oleh masyarakat selalu dianggap cerita mitos. Selain itu pemerintah melalui  PHPA Departemen Kehutanan sepakat atas klaim punah tersebut.<br /><br />Implikasi dari pernyataan punah harimau Jawa sangatlah besar terutama pada pengelolaan dan tata guna kawasan. Wahyu Giri menambahkan,  fakta di Jember, pasca ada pernyataan punah harimau Jawa di buku aksi konservasi untuk harimau sumatra, tidak lama berselang muncul kuasa pertambangan (PT Hakman), yang salah satu petaknya mencaplok sebagian Taman Nasional Meru Betiri, tahun 2000 muncul ijin eksplorasi dari PT. Jember Metal dan Banyuwangi Mineral (satu perusahaan) yang luasanya mencaplok seluruh Taman Nasional Meru Betiri.<br /><br />“Dan yang mengkhawatirkan lagi adalah perburuan terhadap harimau Jawa semakin bebas (karena sudah dianggap punah),” kata Wahyu Giri.<br /><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9UcP6IqLNfKW9HwXklICnLeIWDOowYusw-CAtcZcawLgaw0xeVq_uWRtoCa0JPD3_dDlipoKeReO2Jel3pkHBuOhqVh3cWqs9_D3UkrVPeX7lE6dkkfUKY5drBa76rcnZBrceUU0O1pCT/s1600/Harimau-Jawa-javantiger.or_.id_.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Harimau-Jawa-javantiger.or_.id_" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9UcP6IqLNfKW9HwXklICnLeIWDOowYusw-CAtcZcawLgaw0xeVq_uWRtoCa0JPD3_dDlipoKeReO2Jel3pkHBuOhqVh3cWqs9_D3UkrVPeX7lE6dkkfUKY5drBa76rcnZBrceUU0O1pCT/s1600/Harimau-Jawa-javantiger.or_.id_.jpg" title="Harimau-Jawa-javantiger.or_.id_" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Perburuan harimau Jawa di masa lalu. Foto: Javantiger.or.id</i></td></tr></tbody></table>Didik Raharyono yang juga peneliti harimau Jawa yang juga hadir dalam sarasehan harimau Jawa dalam artikelnya berjudul “<i>Sejarah Penyelamatan Harimau Jawa Dan Masa Depannya di Meru Betiri</i>” dijelaskan bahwa harimau loreng hampir mendiami seluruh Pulau Jawa yang masih berselimutkan hutan tropis lembab. Hanya saja setelah kebijakan tanam paksa dari kolonial Belanda, merombak hutan tropis dataran rendah -habitat ideal bagi harimau loreng- menjadi perkebunan tebu dan jati sehingga memunculkan konflik dengan satwa liar.<br /><br />Di tahun 1971 Hoogerwerf meneliti SM Meru Betiri menggunakan metode pengamatan lapangan dan menyatakan masih eksisnya harimau Jawa di kawasan ini. Lalu Steidensticker mempertajam penelitian guna penguatan status konservasinya di tahun 1976 menggunakan metode amatan lapang. Berikut penelitian oleh Silva IPB tahun 1987 yang juga masih mencatat temuan cakaran, feses dan jejak harimau loreng juga masih menggunakan metode amatan lapang.<br /><br />“Perjumpaan dengan harimau loreng juga masih dituturkan masyarakat lokal pemanen hasil hutan di TN Meru Betiri hingga tahun 2010. Dan Masyarakat diluar TNMB hingga tahun 2013,” kata Didik Raharyono.<br /><br />Catatan Didik Raharyono dalam penelusuran dan investigasi Harimau Jawa sudah dilakukan sejak November 1997 di Taman Nasional Meru Betiri (TMMB) yang dilakukan oleh BTNMB, PIPA dan MMB.<br /><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBgB2e3KUfuL54-0mLBiVm8Sk1jWm5m_PozxqLkIBmD9tfLMEBYd42i32EXAqKnlzUOvzQpo-VPxGZfHII-U1FlqOLIHHm6ITb8XSkPTS3RlVcMjEpjOXoss21aeT1HLDEc_J-nuRx4YG5/s1600/Plater-cast-Javan-Tiger-1997.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Plater-cast-Javan-Tiger-1997" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBgB2e3KUfuL54-0mLBiVm8Sk1jWm5m_PozxqLkIBmD9tfLMEBYd42i32EXAqKnlzUOvzQpo-VPxGZfHII-U1FlqOLIHHm6ITb8XSkPTS3RlVcMjEpjOXoss21aeT1HLDEc_J-nuRx4YG5/s1600/Plater-cast-Javan-Tiger-1997.jpg" title="Plater-cast-Javan-Tiger-1997" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Platter cast harimau Jawa tahun 1997. Foto: Didik Raharyono</i></td></tr></tbody></table><b>Tahun 1999</b>, Balai Konservasi Sumber Daya Aalam (BKSDA) Jatim II, MMB, FK3I, merambah kawasan Gunung Merapi Ungup-ungup, Ijen, Rante, Panataran dan Raung. Penelusuran dilakukan oleh 8 regu, masing-masing regu beranggotakan 4 hingga 5 orang selama 15 hari di dalam hutan. Hasil penelusuran tersebut ditemukan bukti keberadaan harimau Jawa di Gunung Raung, Panataran dan Ijen berdasarkan temuan rambut yang terselip di luka cakaran dan kotoran.<br /><br /><b>April 1999</b> Pendidikan Lingkungan Kapai membongkar kelebatan hutan Gunung Slamet sisi Barat dan Selatan selama 15 hari. Hasil temuan berupa cakaran di pohon dengan rambut yang terselip, juga kotoran dan jejak. Keberadaan harimau Jawa di Gunung Slamet diperkuat oleh penuturan masyarakat Pekuncen yang telah membunuh Harimau Loreng tahun 1997. Rambut dari kulit harimau Loreng sisa pembunuhan tahun 1997 berhasil diidentifikasi menggunakan mikroskop elektron sebagai rambut harimau Jawa.<br /><br />Data lainnya didapat dalam pemantauan yang dilakukan bulan <b>Februari sampai Maret 2000</b> di Gunung Slamet selama satu bulan penuh. Meskipun perjumpaan langsung dengan Harimau Jawa belum terjadi, setidaknya cakaran dan rambutnya diklaim berhasil ditemukan. Keyakinan tersebut dikuatkan penduduk pengambil kayu di hutan bahwa harimau Loreng sering mengikuti jalan setapak yang dibuatnya. Saat berpapasan terlihat acuh, oleh penduduk Harimau Loreng disebut “Macan Budeg”.<br /><br /><b>Desember 2000</b> penelusuran informasi perjumpaan harimau Loreng di Gunungkidul bersama Jagawana dari BKSDA DI.Jogjakarta. Meskipun bukti temuan menunjukkan bekas aktivitas macan tutul, namun beberapa kepala dusun menyakini bahwa masih sering dijumpai harimau loreng saat musim kemarau atau ketika ada warga yang meninggal. Lama penungguan di makam yang baru dikubur berkisar dari 7 sampai 20 hari. Keberadaan Harimau Loreng di Gunungkidul dikuatkan oleh temuan cakaran di batu cadas penutup mulut song Bejono di Ponjong yang menjadi tempat persembunyiannya.<br /><br /><b>Agustus 2001</b>, lewat informasi terbunuhnya harimau loreng di lereng Utara Gunung Muria Jawa Tengah, mandor PT Perhutani meyakini masih melihat tulang belulang loreng yang baru saja dibantai warga. Data penguat terakhir adalah penuturan dari Pecinta Alam UMK saat melakukan pengembaraan di lereng selatan Gunung Muria, berpapasan dengan harimau Loreng bertubuh besar dan sempat disaksikan oleh satu regu yang terdiri dari 6 orang. Pecinta Alam dari Solo (Dinamik Faperta UNS) melaporkan pernah berpapasan dengan macan loreng di Lawu tahun 1998 dan disaksikan semua anggota tim SRU sekitar 5 orang saat berlatih SAR.<br /><br /><b>Tahun 2004</b> juga dijumpai feses harimau Jawa dengan diameter sekitar 7 cm dan tahun 2006 ada kesaksian perjumpaan dari TNI.<br /><br /><b>Tahun 2008</b> ditemukan sampel kulit harimau loreng yang dibunuh dari Jawa Tengah. Tahun 2008 juga menjumpai sisa kuku yang masih ada darah milik harimau Jawa yang dibunuh dari Jawa barat.<br /><br /><b>Tahun 2009</b> didapat sampel kulit lagi harimau yang dibunuh di Jawa Timur. Secara mikroskopis, untuk rambutnya sudah menunjuk ke harimau loreng dan bukan tutul; tetapi perlu analisis lebih lanjut ke tingkat DNA, yang saat ini sedang dipersiapkan.<br /><br /><b>Tahun 2013</b>, kami mendapatkan potongan bulu Harimau Jawa, dari Jawa Timur "kata Didik Raharyono".<br /><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEik97aAK-uM77btGe47VTv45cdpv7zMphL75qiSdrUbiiCMXHRZ_sl9u_k962X1VXLylu433FWMfco1Y5aVeqIU0ytXIrz0m2JxbPLz5mnGoijSM7jT9RPURU2A5DuVbmH1rtVzyqCdgPu7/s1600/Feses-Javan-tiger-1998.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Feses-Javan-tiger-1998" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEik97aAK-uM77btGe47VTv45cdpv7zMphL75qiSdrUbiiCMXHRZ_sl9u_k962X1VXLylu433FWMfco1Y5aVeqIU0ytXIrz0m2JxbPLz5mnGoijSM7jT9RPURU2A5DuVbmH1rtVzyqCdgPu7/s1600/Feses-Javan-tiger-1998.jpg" title="Feses-Javan-tiger-1998" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Feses harimau Jawa tahun 1998. Foto: Didik Raharyono</i></td></tr></tbody></table><span style="font-size: x-small;"><i>(Nukurinx Blog-mongabay.co.id)</i></span><br /><br /></p>

“Kami masih meyakini Harimau Jawa belum punah, dan 2014 ini adalah tahun resolusi semoga bisa terbukti bahwa harimau Jawa masih ada.” Harima...

Bunga Bibir Merah Nan Mempesona

<p><span style="font-size: large;"><b> Hutan, termasuk hutan di Indonesia, menyimpan begitu banyak spesies berharga dan unik. Menjaga kelestarian hutan berarti menjaga keberadaan spesies-spesies menawan, termasuk spesies yang belum ditemukan. </b></span><br />Bunga Bibir Merah<b> </b><i>Psychotria elata</i> adalah jenis tumbuhan yang tumbuh di wilayah Kolombia, Kosta Rika, Panama, dan Ekuador. Spesies ini, karena bentuk bunganya yang menyerupai bibir, disebut Hooker's Lips atau Hot Lips Plants. Karena deporestasi yang terjadi di habitatnya, tanaman ini terus terancam dan perlu segera dilakukan langkah konservasi.<br /><br /><div style="text-align: left;"></div>Mengapa bentuk bunga spesies itu begitu aneh? Ternyata, motifnya sama seperti umumnya tumbuhan. Psychotria elata mengembangkan bunga indah untuk menarik kupu-kupu dan burung agar mau membantu penyerbukan bunganya.<br /><br /><table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; text-align: left;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnVqWRX2GgbV8KUKhzna4U5bl6Lpb7BY16zLmpCPsPoWEZQMNQbYacMiNjvusACJkdUgw1-4Wbixx3aih00cQWysXZcW0L3yzqvkNj8L1GNZbuBJrd-oFF_MAHu4hQAvdvZ-AaS3TPqSE/s1600/bunga-bibir-merah2.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="nukurinx.com" border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnVqWRX2GgbV8KUKhzna4U5bl6Lpb7BY16zLmpCPsPoWEZQMNQbYacMiNjvusACJkdUgw1-4Wbixx3aih00cQWysXZcW0L3yzqvkNj8L1GNZbuBJrd-oFF_MAHu4hQAvdvZ-AaS3TPqSE/s320/bunga-bibir-merah2.jpg" title="nukurinx.com" width="320" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: xx-small;">amusingplanet.com</span></td></tr></tbody></table>Tumbuhan diketahui punya beragam bentuk adaptasi untuk menarik hewan yang membantu penyerbukan. Bukan melulu indah, adaptasi juga bisa dianggap buruk bagi manusia, seperti bunga bangkai yang mengeluarkan bau tak sedap.<br /><br />Punya penampilan seksi, Psychotria elata ternyata tak punya nasib yang sama baik. Karena deforestasi yang terjadi di negara-negara tempatnya tumbuh, populasinya terus terancam., spesies ini perlu segera diselamatkan. Lihat galery fotonya si bibir seksi <a href="http://www.amusingplanet.com/2013/05/psychotria-elata-or-hookers-lips-most.html" target="_blank">di sini</a>.<br /><div style="text-align: center;"></div><br />Hutan, termasuk hutan di Indonesia, menyimpan begitu banyak spesies berharga dan unik. Menjaga kelestarian hutan berarti menjaga keberadaan spesies-spesies menawan, termasuk spesies yang belum ditemukan.<br /><br /><span style="font-size: xx-small;">source: nationalgeographic.co.id</span></p>

Hutan, termasuk hutan di Indonesia, menyimpan begitu banyak spesies berharga dan unik. Menjaga kelestarian hutan berarti menjaga keberadaa...

Badak Sumatera Terekam Camera Trap DI Kalimantan

<p><h4><b>Setelah beberapa waktu lalu para peneliti menemukan jejak Badak Sumatera di kalimantan.</b><b>Kini rekaman video hasil <i>camera trap</i> semakin menguatkan bahwa satwa yang terancam punah tersebut ada di Pulau Kalimantan</b><span style="font-size: small;"><b>. </b></span></h4><table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2WtMiJtl7OJtYnnOQGBPlbhjcEjxSUiu32Mb4dcbLHaXgC8nykHtCkY-TWmJ_iAeN_0XQp-aZT2wC6gWpEzBCuiRdBNx1dPeCBSSSCC-nW7w-nQ6UQT3QIFQ4FoJImJmehjM8tsIYaZg/s1600/badak+sumatra+tertangkap+kamera+di+kalimantan.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Badak Sumatera Tertangkap Kamera Video DI Kalimantan" border="0" height="212" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2WtMiJtl7OJtYnnOQGBPlbhjcEjxSUiu32Mb4dcbLHaXgC8nykHtCkY-TWmJ_iAeN_0XQp-aZT2wC6gWpEzBCuiRdBNx1dPeCBSSSCC-nW7w-nQ6UQT3QIFQ4FoJImJmehjM8tsIYaZg/s320/badak+sumatra+tertangkap+kamera+di+kalimantan.jpg" title="Badak Sumatera Tertangkap Kamera Video DI Kalimantan" width="320" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">foto : WWF-Indonesia</td></tr></tbody></table>Tim monitoring gabungan antara WWF-Indonesia  dan Pemerintah Daerah Kutai Barat serta mitra lainnya setelah menemukan jejak badak sumatra di Kalimatan beberapa waktu lalu, sekarang berhasil mendapatkan bukti fisik badak Sumatera di Kutai Barat, Kalimantan Timur, melalui <i>camera trap</i>.<br /><br />Video ini didapatkan oleh tim monitoring gabungan setelah melakukan penelitian dengan memasang 16 camera trap yang dioperasikan selama tiga bulan. Hasilnya cukup mengejutkan sekaligus menghadirkan bukti baru, visualisasi video pertama keberadaan badak sumatra di Kalimantan.<br /><br />“Bukti fisik ini menjadi sangat penting untuk menata kembali dan mengembangkan upaya konservasi badak Indonesia secara lebih komprehensif,” ujar Menteri Kehutanan, Zulkifli Hasan saat mengumumkan temuan video tersebut pada pembukaan Asian Rhino Range States Meeting yaitu pertemuan tingkat menteri negara-negara sebaran badak di Asia yang berlangsung di Lampung 2-3 Oktober 2013.<br /><div style="text-align: center;"></div><div style="text-align: center;"><br /></div>“Penemuan ini merupakan kerja keras banyak pihak dan menjadi salah satu sumbangan untuk mencapai target pertumbuhan populasi badak Indonesia sebanyak 3% per tahun”<br /><br />Menurutnya Menhut, diperlukan kerjasama semua pihak termasuk masyarakat lokal, korporasi dan pihak-pihak lain yang terkait untuk segera mengambil langkah-langkah yang tepat demi konservasi Badak Sumatera di Kalimantan, khususnya dalam upaya peningkatan perlindungan dan pengamanan badak dan habitatnya.<br /><br /><center><iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="315" src="//www.nationalgeographic.co.id/media/video_embed/WWF-Indonesia-PHKA-Badak-Sumatera-Kubar-2013.webm" width="420"></iframe></center><br />Gambar yang terekam pada <i>camera trap</i> tersebut salah satunya, menunjukan aktivitas sehari-hari badak yaitu berkubang untuk menurunkan suhu tubuhnya. Gambar lain yang didapatkan adalah aktivitas badak yang sedang berjalan dan mencari makan.<br /><br />Direktur Konservasi WWF-Indonesia Nazir Foead mengatakan, ”Tim gabungan Pemda, RPU (Rhino Protection Unit), dan WWF telah melakukan patroli secara rutin di areal penting ini. Kami menyerukan kepada semua pihak, di Indonesia maupun seluruh dunia untuk segera turut ambil bagian menyelamatkan badak Indonesia, khususnya badak sumatra di Kalimantan”.<br /><br />Video aktivitas badak itu diketahui terekam pada tanggal 23 dan 30 Juni, serta tanggal 3 Agustus 2013. Semua badak yang terekam pada video ini, diperkirakan individu yang berbeda, namun dibutuhkan penelitian para ahli lebih lanjut.<br /><br />Bupati Kutai Barat, Ismael Thomas mengatakan, ”Pemerintah Daerah mendukung penuh segala kegiatan konservasi di Kutai Barat, termasuk konservasi badak”. Saat ini kami sedang merancang peraturan daerah untuk perlindungan satwa langka termasuk di dalamnya badak”.<br />(<span style="font-size: x-small;"><i>Sunarto, WWF-Indonesia</i></span>)<br /><i><span style="font-size: x-small;"><br /></span></i> <i><span style="font-size: xx-small;">source: nationalgeographic.co.id</span></i></p>

Setelah beberapa waktu lalu para peneliti menemukan jejak Badak Sumatera di kalimantan. Kini rekaman video hasil camera trap semakin mengua...

"Coconut crab" artropoda darat terbesar di dunia

<p>Mendengar/ membaca "crab" bayangn kita langsung tertuju pada seriar filem kartun yang ditayangin di salah satu stasiun TV swasta<br />Ya.. Mr. Krabs pemilik restoran bernama Krusty Krab bos nya SpongeBob.<br /><br />Tapi bukan itu yang akan dibahas, Coconut crab Spesies yang habitatnya hutan pantai di pulau-pulau Indo-Pasifik, meskipun disebut ketam/kepiting hewan ini bukanlah ketam/kepiting<br />Ketam ini merupakan jenis umang-umang yang sangat maju dalam hal evolusi<br />Jadi mungkin ia lebih tepat disebut umang-umang kenari, namun demikian penduduk di kepulauan Maluku sudah menyebutnya ketam kenari/ ketam kelapa<br />Ketam ini dikenal karena kemampuannya mengupas buah kelapa dengan capitnya yang kuat untuk memakan isinya<br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhiHFDjiY5ikfEgqunKpXZVVtFs2Yz-MArWaeS7xoY7KTnenzxzeG8mdlDnZ6nMyR3t81zCPpx2Xk7yVv6hnVxQ5OCBFIxRH2PnP490gIuyfjtO0wNCgwZbDUEi-jCIkCuE9z4-elsgNJQ/s1600/coconutcrab.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="artropoda darat terbesar di dunia" border="0" height="222" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhiHFDjiY5ikfEgqunKpXZVVtFs2Yz-MArWaeS7xoY7KTnenzxzeG8mdlDnZ6nMyR3t81zCPpx2Xk7yVv6hnVxQ5OCBFIxRH2PnP490gIuyfjtO0wNCgwZbDUEi-jCIkCuE9z4-elsgNJQ/s400/coconutcrab.jpg" title="artropoda darat terbesar di dunia" width="400" /></a></div><div style="margin-top: 10px;"><div class="smallfont" style="margin-bottom: 2px;">Untuk ukuran seekor ketam, hewan ini sungguh besar, Coconut crab dewasa beratnya bisa mencapai 4 kg dengan panjang tubuh hingga 40 cm<br />dan bentangan kakinya sekitar 200 cm, Coconut crab jantan umumnya lebih besar daripada betina<br />Umur dari antropoda darat terbesar ini dapat mencapai 30-60 tahun<br />Ketika masih muda hewan ini berwarna coklat dengan loreng hitan di kakinya<br />tetapi setelah dewasa Coconut crab ini berubah warnanya menjadi lembayung muda bercampur coklat dan ungu tua<br /><br />Tubuh Coconut crab dibagi menjadi bagian depan (kepala-dada atau sefalotoraks), abdomen (perut) dan dengan 10 kaki<br />Sepasang kaki terdepan mempunyai capit besar untuk mengupas kelapa, dan cakar ini dapat mengangkat benda hingga seberat 29 kg<br />Dua pasang kaki berikutnya adalah kaki berjalan yang besar dan kuat yang memungkinkan Coconut crab memanjat pohon kelap secara vertikal hingga setinggi 6 m<br />dan pasangan kaki ke empat lebih kecil dengan cakar mirip pinset diujungnya<br />Kaki - kaki ini diletakan dalam kerapas di rongga tempat organ pernapasannya berada<br />Cengkraman cakarnya sangat kuat, tapi ia akan melepaskan capitanya kalau perut lunaknya dikitik-kitik (digelitik) dengan sesuatu yang halus<i><b> </b></i><br /><br /></div>Hewan ini memiliki indera penciuman yang sangat kuat dan dapat mendeteksi bau dari jarak yang sangat jauh Terutama bau dari daging busuk, pisang dan kelapa, sumber makanan potensial, menarik perhatian mereka Hal ini dikarenakan mereka mempunyai organ terspesialisasi yang disebut estetask pada antena mereka (lebih terlihat seperti organ penciuman serangga, disebut sensilia) untuk menentukan baik konsentrasi maupun arah dari suatu bau Ketam kenari juga menjentikkan antena mereka untuk memperkuat indera mereka.<br /><a href="http://img845.imageshack.us/img845/8103/crab2.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="artropoda darat terbesar di dunia" border="0" height="273" src="http://img845.imageshack.us/img845/8103/crab2.jpg" title="artropoda darat terbesar di dunia" width="320" /></a><br /><span style="font-size: large;"><b>Klasifikasi Ilmiah :</b></span><br />Kerajaan:<i><u>Animalia</u></i><br />Filum: <i><u>Arthropoda</u></i><br />Upafilum: <i><u>Crustacea</u></i><br />Kelas: <i><u>Malacostraca</u></i><br />Superordo: <i><u>Eucarida</u></i><br />Ordo: <i><u>Decapoda</u></i><br />Upaordo: <i><u>Pleocyemata</u></i><br />Infraordo: <i><u>Anomura</u></i><br />Superfamili: <i><u>Paguroidea</u></i><br />Famili:<i><u>Coenobitidae</u></i><br />Genus: <i><u>Birgus</u></i><br />Spesies: <i><u>Birgus latro</u></i><br /><b>Nama binomial</b><br /><i><u>Birgus latro</u></i><br />Linnaeus, 1767<br /><br /><span style="font-size: large;"><b>Habitat dan Penyebaran</b></span><br /><span style="font-size: large;"><span style="font-size: small;">Jumlah pasti Coconut crab belum diketahui sebab memang belum banyak penelitian khusus untuk species Coconut crab bahkan International Union for Conservation of Nature (IUUCN) sebuah lembaga internasional yang mengurusi binatang langka memasukan species ini di kategori DD (Data Deficient)/ Kekurangan Data<br /><br />Coconut crab termasuk hewan yang soliter mereka hidup sendiri dibawah tanah atau celah-celah bebatuan Mereka menggali tempat bersembunyi di pasir atau tanah gembur. Di siang hari ketam kenari bersembunyi untuk berlindung dan mengurangi hilangnya air karena panas (hewan nocturnal)<br />jika keadaan lembab atau hujan Coconut crab juga kadang-kadang keluar waktu siang karena keadaan ini memudahkan mereka untuk bernafas Mereka hanya ditemukan di darat dan beberapa dapat ditemui sejauh 6 km di lautan<br /><br />Habitat Coconut crab tersebar di pulau - pulau dari samudera Hindia hingga samudera Pasifik tengah<br />Pulau Christmas di samudera Hindia mempunyai populasi ketam kenari terbesar dan paling lestari di dunia di Seychelles, terutama Aldabra, kepulauan Glorioso, pulau Astove, pulau Assumption dan Cosmeldo Mereka juga ada di beberapa pulau di kepulauan Andaman dan Nicobar di teluk Benggala<br />Dalam jumlah besar mereka juga ada di kepulauan Chagos milik Inggris yang juga dikenal sebagai Teritori Samudera Hindia Inggris Mereka dilindungi di pulau ini dari perburuan dan dimakan<br />dengan denda hingga 1.500 poundsterling tiap ketam yang dikonsumsi<br /><br />Di Indonesia species ini tersebar dari beberapa pulau seperti Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan papua Dan dilindungi pemerintanh dalam Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan Dan Satwa  </span></span><br /><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="http://img847.imageshack.us/img847/5480/crab4.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="artropoda darat terbesar di dunia" border="0" height="227" src="http://img847.imageshack.us/img847/5480/crab4.jpg" title="artropoda darat terbesar di dunia" width="400" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Titik biru habitat bagi Coconut crab, titik merah dan itik kuning poin habitat primer dan sekunder karena dekat dengan pemukiman</td></tr></tbody></table><span style="font-size: large;"><span style="font-size: x-small;"> Source : <a href="http://www.kaskus.co.id/thread/000000000000000007396191/quotcoconut-crabquot-artropoda-darat-terbesar-di-dunia" target="_blank">kur1n6</a></span></span><br /><span style="font-size: large;"><span style="font-size: x-small;"> </span><b><br /></b></span></div><script type="text/javascript">ch_client = "nukurinx"; ch_width = 550; ch_height = 120; ch_type = "mpu"; ch_sid = "Chitika Default"; ch_color_site_link = "0000CC"; ch_color_title = "0000CC"; ch_color_border = "FFFFFF"; ch_color_text = "000000"; ch_color_bg = "FFFFFF"; </script><br /><script src="http://scripts.chitika.net/eminimalls/amm.js" type="text/javascript"></script></p>

Mendengar/ membaca "crab" bayangn kita langsung tertuju pada seriar filem kartun yang ditayangin di salah satu stasiun TV swasta Y...